Kebakaran hutan adalah penyebaran api yang hebat di seluruh wilayah hutan, tidak dapat dikelola oleh manusia, dan ditandai dengan asap tebal dan radiasi panas yang intens. Ini mengurangi karakteristik pelindung hutan, konservasi air dan properti lainnya. Ini menyebabkan kerusakan pohon dan semak belukar, fauna dan dalam beberapa kasus, berdampak pada wilayah berpenduduk.
Kebakaran hutan dapat tumbuh menjadi bancana nasional dan merupakan masalah keamanan nasional. Sehingga semua sarana pendukung harus digunakan, termasuk pemadam kebakaran udara.
Selama beberapa dekade terakhir di seluruh dunia, helikopter dengan sistem pemadam kebakaran suspensi (SFS) telah digunakan untuk memadamkan kebakaran di gunung dan hutan. Metode pemadam kebakaran yang paling umum adalah menuangkan air dari tangki penyimpanan eksternal sistem ke tempat api atau untuk membuat jalur tertutup.
Keuntungan penggunaan helikopter untuk hutan kebakaran adalah operabilitas nya dalam menyalurkan air ke perapian, efisiensi instan yang luar biasa dalam menuangkan banyak air, kebebasan bandara, dan tingkat keamanan yang tinggi bagi manusia.
Pemadaman api di Bulgaria
Helikopter dapat digunakan dalam operasi pemadam kebakaran atau keadaan darurat dan melakukan tugas-tugas berikut :
– mencari dan menyelamatkan korban dalam kasus kebakaran liar
– penargetan dan kontrol di lokasi dari pasukan darat dan tim penyelamat
– transportasi tim penyelamat dan alat pemadam api
– evakuasi korban dari daerah bencana
– memadamkan api liar dari udara di daerah yang tidak dapat diakses oleh tim pemadam kebakaran darat
– melakukan pengawasan dan pemantauan kebakaran dari udara
– mencegah evolusi dan penyebaran api sampai pasukan darat tiba
– membangun jalaur tertutup dengan menggunakan air, busa dan larutan kimia
– komunikasi antara tim pemadam kebakaran, tim pencarian dan penyelamatan dan pembuat keputusan di tempat
Faktor utama yang memengaruhi efektivitas penggunaan helikopter dan kemampuan memadamkan api
adalah :
> prasejarah penerbangan hingga saat pelepasan cairan;
> ketinggian dan kecepatan penerbangan saat melempar cairan;
> turbulensi atmosfer dan aliran naik dari lokasi kebakaran;
> aliran induksi baling-baling utama;
> posisi spasial dari titik jatuh (posisi dan konstruksi outlet SFS)
tangki);
> laju tetesan awal (bagaimana cairan dikirim ke outlet tangki SFS);
> laju aliran cairan per detik.
Faktor-faktor ini telah ditentukan melalui hasil sejumlah teori dan eksperimental studi. Temuan ini sangat penting untuk pengembangan teknologi penerbangan dan metode pemadam api aeronautika, yang merupakan arah yang menjanjikan untuk mencapai pemadam kebakaran yang tinggi kinerja.
Ketika helikopter dengan SFS digunakan, ada kehilangan cairan pemadam selama transportasi, yang
mengurangi kinerja pemadam kebakaran. Eksperimen menunjukkan bahwa hingga 30% hilang karena penguapan
bagian air yang terdispersi rendah, dan sekitar 20-30% darinya tetap berada di cabang dan bagian atas
pohon.
Untuk mengurangi kerugian dan meningkatkan kinerja api dari solusi cair, helikopter modern dilengkapi dengan sistem pengiriman bahan kimia – retarder, pigmen, pelembab atau pengental. Air murni dapat mendukung properti pemadam api hanya 5-15 menit. Menambahkan agen pelembab atau retarder meningkatkan kemampuan ini hingga 2 jam.
